Indikator TradingView ini saya namai Multi Timeframe Trading, saya buat untuk membantu trading saya sehari-hari dalam membaca arah pasar dengan lebih jelas dan tanpa charting terus-menerus. Intinya, indikator ini mengubah pergerakan harga menjadi sebuah skor numerik yang mencerminkan kekuatan tren, percepatan (momentum), dan momen persilangan (crossover) Simple Moving Average. Jadi, alih-alih hanya melihat garis-garis indikator biasa, saya bisa langsung melihat kapan pasar mulai menunjukkan tanda uptrend atau downtrend yang lebih tegas pada timeframe yang lebih tinggi (H4).
1. Ide Utama
Indikator ini menggabungkan:
-
Perbedaan EMA (Exponential Moving Average) untuk melihat arah tren.
-
Multi Timeframe (MTF) agar sinyal tidak hanya bergantung pada 1 timeframe.
-
Ambang batas skor (threshold) supaya sinyal lebih terfilter dan tidak terlalu berisik.
-
Stop Loss otomatis berdasarkan candle sebelumnya + buffer.
-
Alert JSON yang siap dikirim ke sistem otomatisasi seperti MetaTrader.
Dengan begitu, saya bisa mendapatkan sinyal buy/sell yang lebih konsisten dan siap dieksekusi.
2. Cara Hitung Skor Tren
Selain melihat persilangan EMA, indikator juga akan memberi skor dari beberapa komponen:
-
Arah tren → apakah EMA pendek lebih kuat dari sebelumnya.
-
Akselerasi tren → apakah pergerakan semakin cepat atau melambat.
-
Crossover → saat EMA pendek menembus EMA panjang, skor tambahan diberikan.
Skor ini digabung, lalu dihaluskan (smoothed) agar tidak terlalu sering berubah.
3. Multi Timeframe (MTF)
Strategi ini tidak hanya melihat timeframe aktif, tapi juga timeframe lebih tinggi (HTF).
Ada dua mode yang bisa saya rubah:
-
Prev HTF Close: pakai data bar HTF sebelumnya yang sudah tutup → sinyal lebih cepat muncul.
-
Wait HTF Close: tunggu bar HTF benar-benar close → sinyal lebih aman, tapi lebih lambat.
Hasil akhirnya adalah final score gabungan antara skor timeframe sekarang + skor timeframe lebih tinggi, dengan bobot tertentu (mtf_factor).
4. Pemicu Sinyal
-
Buy jika skor final lebih besar dari
threshold
(misalnya 17). -
Sell jika skor final lebih kecil dari
-threshold
.
Nilai threshold bisa diatur sesuai kebutuhan karena beberapa pair memiliki karakteristik yang berbeda:
-
Angka kecil → sinyal lebih sering, tapi rawan noise.
-
Angka besar → sinyal lebih jarang, tapi lebih bersih.
5. Stop Loss Otomatis
Stop Loss dihitung otomatis dari:
-
Buy: Low candle sebelumnya – buffer.
-
Sell: High candle sebelumnya + buffer.
Buffer bisa diatur dalam tick (buffer_ticks
) supaya SL tidak terlalu mepet.
6. Sistem State Machine
Skrip ini memakai sistem state machine:
-
Sinyal baru hanya diputuskan saat bar close.
-
Hal ini mencegah sinyal berubah-ubah di tengah bar (anti-repaint).
-
Alert hanya terkirim sekali per bar close → lebih konsisten.
7. Alert JSON
(TradingView to MT4 atau TradingView to MT5) – Setiap kali ada sinyal, skrip mengirim alert dalam format JSON yang sudah saya kondisikan dengan data yang sesuai dengan bridge TradingView Subscriber dari provider vps forex VPSTrading.net yang saya pergunakan agar alert bisa diubah menjadi entry di MetaTrader yang saya jalankan di vps:
8. Kelebihan & Kekurangan
Kelebihan yang saya dapatkan:
-
Kombinasi tren, akselerasi, dan crossover → sinyal lebih berkualitas.
-
Multi timeframe → lebih sejalan dengan tren besar.
-
Anti repaint intrabar → lebih bisa dipercaya.
Kekurangan yang perlu dikembangkan lebih lanjut:
-
Di timeframe kecil M30 ke bawah sering ada delay pengiriman webhook, namun akurasi cukup tinggi di H1 atau H4.
- Kurang akurat untuk forex tapi cukup akurat di Bitcoin & Gold, perlu riset parameter yang tepat untuk forex.
Min, apakah bisa request menggunakan indikator tersebut, gimana caranya?
tks